Senin, 25 Mei 2009

Pesta Bolon : Ketika Marga Memanggil

Sumber: indosiar.com – Selasa, 24 Juli 2007
TEROPONG
Reporter : Sudrajat
Juru Kamera : Dedi Effendy
Editor : Wahyu Indra Rukmana
Tayang : Selasa, 24 Juli 2007, Pukul 12:30 WIB
Bila berbicara tentang suku Batak, kita tidak bisa lepas dari tanah leluhurnya di puncak Pusuk Buhit, Kampung Sianjur Mula Mula, sekitar kurang lebih 8 kilometer dari ibukota Kabupaten Samosir, Pangururan.
Menurut legenda, di Pusuk Buhit inilah pertama kali nenek moyang orang Batak, yang disebut Si Raja Batak menetap dan menebarkan keturunannya dalam ratusan marga yang ada sekarang. Dari mana asal muasal si Raja Batak ?. Hingga saat ini masih simpang siur.
Ada menyebutkan ia datang dari Thailand berlayar melewati Semenanjung Malaysia dan akhirnya menetap di Sianjur Mula Mula. Versi lainnya menyebutkan si Raja Batak berasal dari India, lalu bermukim di pinggiran Danau Toba.
Si Raja Batak hidup sekitar tahun 1200, atau awal abad ke-13 dan sebutan Si Raja Batak, bukan karena ia adalah raja, melainkan bentuk penghormatan.
Situs dan prasasti ini banyak diyakini peninggalan si Raja Batak. Seperti mata air ini, yang menurut cerita masyarakat setempat digunakan si Raja Batak untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Tempat ini sangat tertutup, sehingga tidak sembarang orang bisa mengunjunginya.
Sayangnya sejarah tentang si Raja Batak sebagian masih tersimpan rapi di negeri Belanda. Patung dan prasasti ini hanya, tidak lengkap menceritakannya. Rumah atau Sopo yang berisi patung patung ini adalah salah satu tempat tinggal keturunan atau anak si Raja Batak yang bernama Guru Tatea Bulan.
Di kampung Sianjur Mula Mula ini, Guru Tatea Bulan hidup bersama pengawalnya dan mengembangkan keturunannya.
Di kampung ini terdapat sekitar 100 kepala keluarga yang tinggal dan sebagian besar hidup dari bertani. Sebagian besar mereka bermarga Sagala. Sebagian besar mereka tinggal di rumah panggung atau orang Batak menyebutnya Jabu Gorga yang merupakan rumah asli orang Batak.
Rumah ini dipenuhi ukiran ukiran dan patung. Pada bagian depannya selalu terpampang kepala kerbau yang melambangkan orang Batak Toba. Dan gambar cecak, yang mencirikan khas orang Batak secara keseluruhan. Sebelum masuk selalu ada tangga yang jumlahnya ganjil.
Dan pintu masuk yang rendah agar setiap orang yang hendak masuk harus menundukan kepala sebagai penghormatan terhadap si pemilik rumah. Di kampung ini juga terdapat prasasti tempat menyimpan harta karun si Raja Batak atau yang disebut Batu Hobon.
Konon di dalam batu ini terdapat harta benda milik si Raja Batak. Tidak jelas nilainya, namun hingga saat ini tidak satu orang pun yang berhasil membukanya.
Hingga detik ini, sebagian orang Batak meyakini tanpa si Raja Batak, tidak akan pernah ada yang namanya suku Batak. Konon dari dialah lahirnya lima sub etnis, yaitu etnis Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing dan Pakpak.
Dari sub etnis ini lahirlah sekitar lima ratus marga yang tersebar ke pelosok-pelosok nusantara, bahkan hingga ke luar negeri.
Salah satu marga itu adalah Simbolon. Belum lama ini, Simbolon dan keturunannya menggelar pesta besar. Sebuah pesta dimana kita melihat bagaimana marga menjadi begitu penting dan sakral bagi orang Batak.
Pesta ini mereka sebut Pesta Simbolon. Pesta langka dengan biaya yang tidak sedikit ini, bertujuan hanya satu, menjaga kekerabatan marga dan melestarikan hubungan mereka dengan si Raja Batak. Pesta ini adalah pesta langka. Selama lebih dari puluhan tahun barangkali hanya beberapa kali dilakukan.
Segmen - 2

Dermaga Aji Bata yang berada Kabupaten Toba Samosir ini mendadak ramai oleh ratusan kendaraan yang hendak menuju Tomok.
Mereka sebagian dari ribuan marga Batak Simbolon yang datang dari berbagai pelosok daerah di nusantara, yang berbondong-bondong menuju Pulau Samosir yang merupakan tanah leluhur mereka. Bahkan sebagian ada yang datang jauh-jauh dari mancanegara.
Marga Batak Simbolon saat ini sedang menggelar pesta yang mereka sebut Pesta Bolon Simbolon Dohot Boruna. Sebuah pesta akbar yang diselenggarakan selama tujuh hari di lereng bukit Parbaba, Kecamatan Panguruan, tanah kelahiran marga Batak Simbolon.
Mulai dari anak anak hingga orang tua , tumpah di Parbaba ini. Saat ini marga Simbolon sudah mencapai 23 generasi dan jumlahnya sekitar 70 ribu kepala keluarga. Mereka tersebar di seluruh Indonesia maupun mancanegara.
Tujuh sesepuh adat datang dengan mengenakan pakaian kebesaran adat Batak dengan membawa tongkat Tunggal Panaluan atau tongkat kebesaran orang Batak.
Mereka mewakili tujuh putra keturunan Si Raja Bolon. Kehadiran tujuh sesepuh adat menunjukan pesta ini dilakukan oleh seluruh keturunan Si Raja Bolon atau Bolon tua.
Menurut silsilah, Si Raja Bolon memiliki dua putra yaitu Suri Raja dan adiknya Martua Raja. Dari Suri Raja lahir 4 putra masing masing Fuan Simbolon tua, Simbolon Altong Abegu, Simbolon Pande Sahata dan Simbolon Suara Bulan.
Sedangkan Martua Raja memiliki 3 putra yaitu Simbolon Suhut Ni Huta, Simbolon Sirimbang dan Simbolon Hapotan.
Pesta Bolon ini baru pertama kali digelar, dan sangat besar. Sebelum pesta adat dimulai, mereka memanjatkan doa kepada hula-hula agar pesta berjalan lancar. Hula-hula dalam adat Batak adalah keluarga laki laki dari pihak istri atau ibu.
Selain hormat terhadap hula-hula, orang Batak juga menaruh hormat terhadap teman saudara semarga dan menghormati boru atau orang yang posisinya paling bawah.
Daging dan kepala kerbau ini merupakan persembahan yang akan diberikan anak cucu dari si raja Simbolon kepada hula hula .
Setelah itu kemudian pihak hula hula menerima persembahan tersebut. Sebaliknya pihak hula-hula menyerahkan ikan sebagai imbal balik kepada penyelenggara pesta.
Daging kerbau kemudian dibagi-bagikan kepada pihak hula hula berdasarkan struktur adat. Penyelenggara pesta juga harus menyerahkan uang sebagai persembahan, namun nilainya tidak ditentukan. Berakhirnya sulang bao ini, bertanda pesta adat yang akbar ini sudah bisa dimulai.
Segmen - 3
Esoknya lereng bukit parbaba kembali ramai. Marga Simbolon seolah tidak menghiraukan keadaan lingkungan sekitar yang panas dan gersang.
Parbaba memang sengaja dijadikan tempat pesta, karena cukup luas, selain mayoritas marga di daerah bermarga Simbolon. Menu utama pesta ini adalah Mangarah Horbo.
Seekor kerbau besar dibawa ketengah pesta. Kemudian para tamu mengelilinginya sambil menari tor-tor. Mangalahat horbo adalah bagian penting dari ritual suku Batak jika menggelar pesta, baik pesta kecil maupun besar. Bagi orang Batak, kerbau dianggap hewan yang memiliki derajat paling tinggi.
Setelah semua tamu selesai menari tor-tor, hewan ini kemudian disembelih dan dagingnya dimakan bersama sama.
Daging kerbau harus dibagi merata sesuai adat. Khusus bagian kepala diberikan kepada pihak yang paling dihormati yaitu hula hula. Biasanya ritual Mangalahat Horbo ini sangat sakral, namun kali ini sangat disayangkan, unsur hilang.
Apa yang dilakukan dalam mangalahat horbo ini, tidak lain untuk tetap menjaga nilai nilai kekerabatan, saling menghormati dan saling menghargai sesama keturunan. Sikap itu, Anda bisa saksikan saat tujuh keturunan si raja bolon ini makan bersama.
Pesta bolon ini baru pertama kali dilakukan, namun seluruh anggota marga, sepakat untuk menyelenggarakannya setiap tahun pada tanggal 7 Juli.
Semua marga Bolon dari seluruh Indonesia dan penjuru dunia akan berkumpul pada tanggal itu untuk menghormati leluhur dan menjaga tali persaudaraan.
Pesta ini menelan biaya tidak sedikit dan melibatkan banyak pihak. Salah satu acara yang menarik adalah kebiasaan orang Batak yang menggemari catur. Tidak tanggung-tanggung tujuh ratus pecatur yang ada di Samosir dikerahkan melawan pecatur dunia dari Indonesia, Utut Ardianto.
Pesta Bolon ini menarik sebagai sebuah atraksi budaya. bila ini benar dilakukan setiap tahun, pesta ini akan memiliki daya tarik yang sama dengan pesta Danau Toba,
Kenapa tidak ? Pesta ini tidak hanya sekedar adat istiadat untuk melestarikan marga, namun juga bisa memicu marga lainnya untuk mengembangkan tanah leluhurnya.
Kesan orang Batak yang selalu berhasil di negeri orang, tampaknya memang harus dibarengi juga dengan keberhasilan membangun tanah leluhurnya. Horas !!! (Irianto Mahani/Ijs)
Showing 1 to 8 of 8 comments Page: 1
18-Jul-2008 11:26:55 WIB by juandi simbolon
sering2 ate tua,uda,oppung,inangboru asa mangalangi hita.................................
4-Jun-2008 15:57:14 WIB by iratiar simbolon
horasss... saya sebagai orang batak yang bermarga simbolon sangat bangga dengan kekerabatan yang dilakukan oleh perkumpulan marga simbolon khususnya simbolon suhut ni huta... semoga perkumpulan pesta akbar ini akan dilakukan terus menerus tiap tahun... salam buat saudara2 saya yang bermarga simbolon baik di nusantara maupun di mancanegara... HIDUP ORANG BATAK!!!
26-Nov-2007 18:06:06 WIB by Rosenman Manihuruk
Horas....saya senang dengan news ini. Masih banyak keunikan budaya Batak yang dapat diangkat kelayar kaca. Contoh Kerajaan Purba di Simalungun. Dan kerajaan lain seperti Manihuruk di Toba Sidabagas. Horas. Maju terus Indonsiar. Saya juga mantan Kontributor news dot.com Indosiar dari Jambi Rosenman Manihuruk.
22-Sep-2007 17:16:13 WIB by Adi Saputra Simbolon
saya senang adanya ini sangat membawa nama tempat dimana leluhur dari bapak saya trims
7-Aug-2007 20:23:55 WIB by ruth sitanggang
horas..... kalau ada artikel lain tentang pesta adat batak,tolong muat lagi ya. mauliate
7-Aug-2007 20:13:30 WIB by ruth sitanggang
horas..... saya sangat berterima kasih bs membaca artikel ini.ini sangat menarik bagi saya selaku org batak yg tinggal di jepang... horas ma,las do roha mamereng molo maju tanak batak i. horas ma oppung-oppung niba disan. horas...horas....horas...
25-Jul-2007 18:41:16 WIB by Daniel Gurning
Horas... konsep, materi, bentuk acara udah oke. tapi kurang konsisten terhadap waktu. terutama saat kebaktian. saat acara peran MC kurang difungsikan. Mauliate
24-Jul-2007 15:46:53 WIB by Berliana
Horas!!!. artikel diatas mengingatkan diriku dengan kampung nan jauh di mata. Bagus yach planningnya marga simbolon, karena dapat memicu dan mengingatkan mereka orang-orang batak yang lainnya (berhasil khususnya yang ada di mancanegara) untuk tetap cinta dan ada keinginan untuk melihat serta memperbaiki kehidupan disana.

Tidak ada komentar: